Senin, 06 April 2009

Peranan Pasar Derivatif Dalam Manajemen Risiko

oleh: Hinsa Siahaan
Peneliti Madya Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan

Tulisan ini membahas tentang pengertian pasar keuangan tradisionil, yang terdiri dari pasar uang dan pasar modal yang dibedakan atas pasar utang jangka panjang (pasar obligasi), pasar sekuritas tanda kepemilikan (pasar saham), dan pasar hipotik (pasar obligasi yang dijamin oleh hipotik tanah dan bangunan). Selain pasar keuangan tradisionil, dalam tulisan ini juga dibahas pasar keuangan moderen atau pasar derivatif yang merupakan pasar kontrak beli dan jual aktiva induk berjangka yang dikelompokkan atas forwards contract, futures contract, options contract, dan swaps contract. Adapun aktiva yang dijadikan sebagai aktiva induk dalam kontrak adalah aktiva keuangan saham, obligasi, komoditi, valuta asing, indeks saham, dan lain sebagainya.


Pasar Keuangan Tradisionil
Pasar keuangan yang terdiri dari pasar uang, pasar modal yakni pasar surat utang jangka panjang, pasar ekuiti, dan pasar hipotik adalah sangat diperlukan oleh setiap negara yang percaya pada keunggulan ekonomi pasar dibandingkan ekonomi sosialis atau ekonomi komunis di dalam mensejahterakan rakyatnya. Pasar keuangan yang efisien sebagai supra-sistem yang meliputi sub-sistem pasar uang dan pasar modal yang terdiri dari pasar utang jangka panjang, pasar saham, dan sub-sistem pasar hipotik dapat mempertemukan pelaku-pelaku ekonomi defisit yang membutuhkan uang (dana) dengan pihak-pihak surplus yang kelebihan uang jangka pendek maupun jangka panjang pada satu harga keseimbangan. Dimana harga keseimbangan pasar yang dimaksudkan dalam hal ini, adalah suatu harga yang terbentuk berdasarkan hukum permintaan dan penawaran, yang bebas dari distorsi. Pasar keuangan yang efisien akan memobilisir dana pada sektor-sektor produktip yang paling menjanjikan kesempatan investasi yang paling menguntungkan yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan sektor riil, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

Pasar keuangan sebagai supra-sistem pasar uang, pasar obligasi, pasar saham, dan pasar hipotik digambarkan seperti Gambar 1, yakni ;

Image and video hosting by TinyPic

Pasar Uang (Money Markets) : adalah suatu tempat atau mekanisme melalui mana para pelaku ekonomi yang terdiri dari kalangan usahawan atau kelompok produsen, kelompok konsumen, pemerintah (government), dan pelaku-pelaku eksport dan import, yang deficit atau kekurangan uang untuk jangka pendek dapat menjual surat-surat utang jangka pendek (aktiva pasar uang) untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya, dan pada sisi lain kelompok surplus yang memiliki uang menganggur untuk jangka pendek dapat menginvestasikan uangnya pada sekuritas pasar uang untuk mendapatkan tambahan penghasilan berupa bunga (interest) yang merupakan sewa uang yang dipinjamkannya melalui pembelian surat-surat utang jangka pendek.

Pasar Obligasi (Bond Markets): adalah suatu tempat atau mekanisme melalui mana para pelaku ekonomi memenuhi kebutuhannya akan modal jangka panjang, atau dimana para pelaku ekonomi yang defisit dapat menjual obligai (surat utang jangka panjang) kepada pelaku-pelaku ekonomi surplus yang memiliki uang menganggur dalam jangka panjang. Pihak surplus atau dalam hal ini investor akan mendapat penghasilan dari bunga obligasi dan capital gain (loss) jika harga obligasi mengalami appreciation (depreciation).

Pasar Saham (Stock Markets) : adalah suatu tempat atau mekanisme melalui mana perusahaan atau emiten dapat memperoleh dana jangka panjang tanpa jatuh tempo dan tanpa biaya tetap (fixed charges). Dengan menjual ekuiti (saham) perusahaan tidak perlu terancam pailit. Penjualan saham dapat memperkuat struktur permodalannya.

Pasar Hipotik (Mortgage Markets) : adalah suatu tempat atau mekanisme melalui mana perusahaan dapat menjual obligasi yang dijamin dengan hipotik tanah dan bangunan. Pasar ini sama dengan pasar obligasi biasa, hanya berbeda karena obligasi di pasar hipotik adalah obligasi yang dijamin dengan tanah dan bangunan. Obligasi hipotik adalah obligasi yang dananya digunakan untuk pembangunan perumahan. Penerbit atau emiten adalah lembaga khusus yang melakukan sekuritisasi tagihan-tagihan kredit perumahan sehingga bank-bank yang memberi kredit perumahan (KPR) tidak perlu menunggu cicilan kreditnya berlama-lama yang kemungkinan menjadi non performing loan.

Jadi pada intinya pasar keuangan tradisionil adalah pasar uang, pasar obligasi, pasar saham, dan pasar hipotik yang mempertemukan pihak-pihak defisit dan surplus pada satu harga keseimbangan yang ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran.

Apabila menurut J.M. Keynes Y = GDP = I + C + G + ( X – M )
dimana ;

Y = Pendapatan domestic bruto atau total barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu Negara selama satu periode (selama satu tahun) tertentu.
I = investasi yang dilakukan oleh rumah tangga produksi atau dunia usaha swasta.
C = konsumsi yang dilakukan oleh rumah tangga konsumen atau orang per orang.
G = belanja yang dilakukan oleh pemerintah, untuk belanja rutin maupun belanja pembangunan.
(X – M) = ekspor dan impor yang dilakukan dalam transaksi antar lintas Negara,


Pasar Keuangan Derivatif (Derivative Markets)
Berbeda dengan pasar keuangan tradisionil, yang mempertemukan pihak defisit dan pihak surplus seperti dikemukakan diatas, pasar derivatif adalah lebih cenderung mempertemukan pihak hedger yang ingin melindungi nilai aktivanya dari risiko kerugian karena perubahan harga dengan pihak speculator yang bersedia menanggung risiko perubahan harga (kerugian kemerosotan nilai aktiva milik hedger) sebab untuk itu dia di dibayar. Pembayarannya dapat dalam bentuk premi maupun dalam bentuk keuntungan-keuntungan lainnya.

Meningkatnya Kegiatan Pasar Derivatif
Penggunaan instrument derivative sebagai alat mengendalikan risiko (derivatives as a risk management techniques) adalah karena globalisasi ekonomi dan integrasi keuangan dunia ditambah pula dengan peningkatan volatiliti atau sangat mudahnya pasar keuangan berfluktuasi, alias sangat mudahnya pasar keuangan gonjang-ganjing. Kegagalan the Bretton Woods System di dalam mematok nilai uang berdasarkan cadangan emas yang dimiliki suatu negara, dan kemunculan sistem kurs uang mengambang telah menimbulkan risiko kurs yang amat sangat kejam yang melanda seluruh dunia.
Meningkatnya volatiliti pasar internasional telah mendorong penggunaan instrument derivatif di dalam pengendalian risiko keuangan. Risk management (manajemen risiko) sesungguhnya adalah merupakan fokus utama kegiatan-kegiatan di pasar derivatif, yang dapat digunakan oleh para pelaku (para partisipan) mengurangi berbagai macam risiko. Risiko yang dihadapi tidak terbatas pada risiko kurs, tetapi juga meliputi risiko pergerakan harga komoditi, tingkat suku bunga, harga saham, serta risiko saling hubungan antar berbagai risiko tersebut satu sama lain. Berbagai instrument derivatif bermunculan seperti kontrak berjangka untuk faktor produksi pertanian, misalnya derivatif untuk pupuk dan untuk pencegahan kerusakan lingkungan hidup.
Adanya instrument derivatif memungkinkan berbagai partisipan (the “end-users”) untuk melindungi nilai aktiva yang dimilikinya dari risiko kerugian akibat kemerosotan nilai hanya sampai pada batas toleransi yang di inginkannya atau direncanakannya. Sebagai contoh “ A derivative which rises in value when cattle prices increase can protect McDonalds’ hamburger profits, just as one which rises in value when cattle prices go down affords protection to a cattle rancher.
Instrumen derivatif memungkinkan para investor atau hedger memilah-milah risiko. Jika sanggup, dia akan menanggung sendiri risiko yang dapat ditahankannya, dan jika tidak sanggup dia akan memindahkannya kepada pihak lain yang bersedia menanggung risiko. Perusahaan-perusahaan yang bergerak antar lintas negara atau perusahaan-perusahaan multinational corporations sangat menyadari bahwa mereka tidak mungkin menjalankan usahanya dengan baik tanpa perlindungan dari risiko tingkat suku bunga, tanpa membentengi dirinya dari risiko perubahan kurs, dan tanpa melindungi dirinya dari risiko perubahan harga bahan-bahan baku usahanya. Adanya instrument derivatif memungkinkan perusahaan multinational melindungi dirinya dari berbagai macam risiko volatility harga-harga, dan dapat lebih memusatkan perhatiannya hanya pada core business atau usahanya yang utama.


Pendefinisian Derivatif
Secara tradisionil sekuritas atau efek-efek diklasifikasikan atas saham (equities) dan obligasi (bonds). Baik saham maupun obligasi merupakan instrument baku yang lazim digunakan perusahaan untuk mendapatkan dana atau digunakan untuk menghimpun modal kerja dan modal investasi. Sebagaimana kita ketahui, saham adalah tanda kepemilikan investasi dan pembelinya berhak atas pembagian dividend, berhak atas capital gain (loss) dan berhak atas harta perusahaan jika perusahaan yang menerbitkan saham bersangkutan bangkrut dan di likuidasi. Sementara Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh emiten. Dimana si pembeli atau pemilik obligasi berhak mendapatkan bunga (interest) secara berkala, berhak mendapat capital gain (loss), dan berhak atas pokok obligasi pada saat jatuh tempo, sesuai dengan yang dijanjikan oleh emiten dalam akte penerbitan obligasi. Arus kas atau arus uang yang terjadi di antara dunia usaha dan pasar uang dan pasar modal, secara tradisionil, dalam perspektif laporan keuangan perusahaan dapat dilihat seperti Gambar 2.
Berbeda dengan instrumen keuangan tradisionil sebagaimana telah banyak dikemukakan diatas, derivatif adalah semacam kendaraan keuangan (piranti keuangan) yang diturunkan atau diperanakkan dari induknya apakah induknya itu aktiva keuangan saham atau obligasi, komoditi, atau berbagai macam indeks seperti IHSG, LQ45, S&P500, Nikkei, Hangseng, dan lain sebagainya. Jadi induk instrument derivatif adalah berbagai macam aktiva keuangan, berbagai macam komoditi, dan berbagai macam indeks. Derivatif dikelompokkan berdasarkan sifat dari aktiva yang dijadikan sebagai induknya, seperti saham, obligasi, komoditi, dan indeks. Derivatif dapat juga dikelompokkan atas forwards contracts, futures contracts, options contracts, swaps contracts atau kombinasi dari beberapa kontrak sekaligus, lihat Gambar 3.
Semua instruments derivatif adalah kontrak antara dua pihak pembeli dan penjual yang didalam kontraknya berbagai hal telah disepakati bersama sekarang, tetapi realisasinya atau pelaksanaan hal tersebut adalah nanti pada tanggal tertentu di masa yang akan datang (dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan datang)

Futures Contracts (Kontrak Berjangka Baku)
Kontrak berjangka adalah perjanjian atau kesepakatan untuk membeli atau menjual aktiva tertentu pada saat tertentu dengan /pada harga tertentu dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan datang yang diatur secara baku, dan diperdagangkan denga fasilitas bursa dan clearinghouse.

“A futures contract is an agreement to buy or to sell an asset at a certain time in the future for a certain price. (John C. Hull)

Kontrak berjangka (futures contract) sebagai instrument derivatif diperdagangkan di berbagai bursa di dunia Barat maupun di dunia Timur. Dua terbesar di Amerika Serikat adalah the Chicago Board of Trade (www.cbot.com) dan the Chicago Mercantile Exchange (www.cme.com). Dua terbesar di Eropah adalah the London Internasional Financial Futures and Options Exchange (www.liffe.com) dan Eurex (www.eurexchange.com). Bursa lain yang juga cukup besar adalah Bolsa de Mercadorias y Futuros (www.bmf.com.br) di Sao Paulo, the Tokyo Internasional Financial Futures Exchange (www.tiffe.or.jp), the Singapore International Monetary Exchange (www.simex.com.sg), dan the Sidney Futures Exchange (www.sfe.com.au).

Bursa berjangka menyediakan mekanisme bagi orang-orang yang ingin membeli atau menjual aktiva yang diperdagangkan atau diperjual belikan sesama mereka di masa yang akan datang.

Forward Contracts (Kontrak Berjangka Tidak Baku)
Kontrak penyerahan kemudian (forward contracts) sama dengan kontrak berjangka (futures), yakni sama-sama merupakan kesepakatan antara dua pihak untuk membeli dan menjual aktiva yang dilakukan pada tanggal tertentu di masa yang akan datang dan pada harga tertentu yang telah disepakati pada saat kontrak ditandatangani. Tetapi futures diperdagangkan di bursa yang terorganisir sedangkan forward contracts diperdagangkan di luar bursa atau over the counter market. Perdagangannya tidak baku melainkan bersifat pribadi.

Options Contracts (Kontrak Berjangka Opsi Beli atau Opsi Jual)
Kontrak opsi pada dasarnya dibedakan atas dua macam, yaitu calls sebagai hak beli dan puts sebagai hak jual. Pembeli call atau pemilik call memiliki hak membeli aktiva tertentu pada harga tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Sebaliknya pembeli put atau pemilik put adalah memiliki hak menjual aktiva tertentu pada harga tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Harga dalam kontrak disebut strike price atau exercise price, dan tanggal pada kontrak disebut expiration date atau maturity date. Gaya opsi ini ada dua, gaya Eropah dan gaya Amerika. Opsi Eropah dapat di exercise hanya persis pada tanggal jatuh tempo, sedangkan Opsi Amerika dapat di exercise kapan saja sepanjang hidup opsi atau selama opsi belum jatuh tempo maupun persis pada tanggal jatuh tempo.

Image and video hosting by TinyPic

Swaps Contracts (Kontrak Berjangka Saling Serah Terima Aktiva)
Swap adalah kesepakatan antara dua pihak (perusahaan) untuk saling mempertukarkan arus kas di masa tertentu (selama kurun waktu tertentu) yang akan dating. Dalam kesepakatan ditentukan secara spesifik tanggal pembayaran tunai dan cara menghitung jumlah tunai yang akan saling dipertukarkan (dibayarkan masing-masing pihak). Biasanya didalam perhitungan telah dipertimbangkan/diperhitungkan nilai yang akan datang tingkat bunga, kurs mata uang, dan variable-variabel lainnya yang relevan.

Berbeda dengan pasar keuangan tradisionil yang menghubungkan fihak-fihak defisist dengan fihak-fihak surplus, empat macam pasar keuangan derivatif diatas adalah menghubungkan fihak-fihak hedger dengan fihak-fihak speculators yang dapat dijelaskan lebih lanjut seperti Gambar 3.
Mula-mula manajer reksadana professional mengumpulkan dana masyarakat, dan kemudian menginvestasikan dana tersebut pada berbagai macam aktiva keuangan, instrument pasar uang, instrument pasar obligasi, instrument pasar saham, dan instrument pasar hipotik, baik di Dalam negeri maupun di Luar Negeri. Investasi tersebut tidak terlepas dari berbagai macam risiko. Resiko tersebut mungkin dalam bentuk risiko tingkat bunga, risiko perubahan kurs mata uang, dan risiko perubahan variabel variabel lainnya. Oleh karena itu untuk melindungi reksadana yang dikelolanya dari kemerosotan nilai, atau untuk mencegah nilai aktiva bersih reksadana yang dikelolanya mengalami depresiasi sampai melewati ambang batas toleransi, para manajer reksadana professional dapat menggunakan pasar derivatif.
Pada sisi lain terdapat kelompok spekulator yang senang dengan risiko (risk lover) yang bersedia menanggung risiko yang telah diperhitungkannya akan menguntungkan dirinya. Jadi, pasar derivatif pada intinya adalah mempertemukan pihak hedger (pihak yang melindungi nilai aktivanya) dengan pihak speculator yang bersedia menanggung risiko. Jelas bahwa pasar derivative berbeda dengan pasar keuangan tradisionil. Bandingkan Gambar 1 yang mempertemukan fihak-fihak deficit dengan pihak-pihak surplus dengan Gambar 3 dimana pasar derivative mempertemukan fihak-fihak hedger dengan speculator.

Aktiva Induk Derivatif Yang Diperdagangkan
Definisi instrument derivative yang diperdagangkan di bursa berjangka dan bursa opsi, memang sangat luas, meskipun demikian dapat juga dikelompokan berdasarkan aktiva yang dijadikan sebagai induk dalam kontrak, yaitu Pertama kelompok derivative dengan komoditi seperti gold, Karet, CPO, Gandum, Crude Oil, dan lain sebagainya sebagai aktiva induk, dan kedua adalah kelompok derivatif dengan instrument keuangan seperti mata uang, saham, tingkat bunga jangka pendek, surat perbendaharaan negara, dan obligasi sebagai aktiva induk dalam kontrak.


Peranan Ekonomis Pasar Derivatif : Futures dan Options

Risk Transfer (Pemindahan Risiko)
Seperti disinggung sepintas kilas, sejak awal, salah satu fungsi ekonomis derivatif terpenting adalah sebagai alat pemindahan risiko pasar (transfer of market risk) yakni pemindahan risiko akibat perubahan harga aktiva secara drastis atau perubahan harga portofolio aktiva yang tidak senonoh oleh pihak yang ingin menghindarinya (hedgers) kepada pihak yang bersedia dan mampu mengendalikannya dengan lebih baik (speculators). Derivatif memperbaiki efisiensi perekonomian dengan memungkinkan pemakai mengenal pasti , mengisolir, dan mengelola risiko harga dasar yang selalu terdapat dalam masalah keuangan individual. Pihak yang merasa terancam risiko dapat memindahkan risikonya kepada pihak lain yang dapat mengendalikan dan menanggung risiko dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya pada satu sisi memang derivatif dapat memindahkan risiko secara efisien, tetapi pada sisi lain dapat menimbulkan risiko-risiko lain.

Price Discovery (Penemuan Harga Sejati)
Maksud price discovery dalam hal ini adalah proses terjadinya harga sesuatu aktiva untuk harga mana seseorang bersedia membelinya dan orang lain bersedia menjual aktiva pada harga tersebut. Jika pasar berjangka (futures) cukup dalam dan digunakan secara kompetitif (secara bersaing), harga-harga yang terjadi pada bursa berjangka dianggap dan dipertimbangkan masyarakat sebagai refleksi penawaran dan permintaan sesuatu komoditi (aktiva). Oleh karena karena harga yang terjadi di bursa dipublikasikan di media cetak keuangan, maka setiap produsen, pedagang, dan pelaku pasar lainnya mengetahui berapa harga di pasar tunai menurut harapannya. Akan tetapi proses penentuan harga ini mungkin mendapat pengaruh negatif, jika sejumlah kecil pelaku pasar dapat menguasai pasar.
Beberapa kondisi harus dipenuhi agar pembeli dan penjual yakin menggunakan harga yang terjadi di bursa berjangka sebagai harga berdasarkan hukum penawaran dan permintaan. Kondisi tersebut antara lain adalah ;

a. Kontrak yang diperdagangkan di bursa berjangka harus sesuai dengan kondisi fisik pasar aktiva yang dijadikan sebagai induk aktiva dalam kontrak, dan batas kemungkinan harga mengalami distorsi.

b. Bursa tempat dimana perdagangan komoditi berjangka dilakukan butuh kepercayaan. Kepercayaan tersebut dipastikan atau dijamin oleh clearing house dan sistem yang mengaturnya, keduanya menaikkan biaya penggunaan pasar dan memaksa pemakai untuk taat dan memenuhi standard keuangan dan kewajiban pelaporan.

c. Kontrak futures dan options harus di perdagangkan di pasar yang likuid, artinya para pengguna pasar dapat dengan mudah menemukan lawannya bertransaksi. Tetapi perdagangan kontrak berjangka dan options dapat menjadi mekanisme pembentukan harga sejati, hanya jikalau jumlah peserta hedgers dan speculators seimbang. Tidak boleh timpang.

d. Perdagangan futures dan options harus transparan sehingga membatasi kemungkinan terjadinya distorsi pasar.

Transaction Integrity (Transaksi Terpercaya)
Maksudnya disini adalah bahwa dalam perekonomian yang hukumnya dan prasarana komersilnya belum berkembang (terbangun dengan baik) bursa komoditi berjangka dapat memainkan peranan penting sebagai penengah menjembatani kredit, sehingga merangsang bursa didalam pembentukan harga berdasarkan pasar. Di negara yang sudah maju, banyak lembaga keuangan yang memanfaatkan bursa berjangka yang telah mapan, karena integritas kredit yang disediakan oleh clearing house yang dimiliki bursa. Jadi kekuatan keuangan bursa sendiri menjadi pusat perhatian masyarakat keuangan international. Adanya bursa derivatif telah membuat transaksi keuangan lebih terpercaya.


Pemakai Pasar Derivatif
Berbagai pihak berbeda menggunakan pasar futures dan pasar options dengan tujuan dan horizon waktu yang berbeda-beda. Banyaknya dan aktifnya partisipasi para pelaku dengan tujuan yang beranekaragam menciptakan likuiditas yang sangat penting untuk keberhasilan produk-produk derivatif yang didaftarkan di bursa untuk diperdagangkan.

Meskipun pengelompokan pengguna bursa derivatif seringkali saling tumpang tindih, namun pada umumnya dapat dikelompokkan atas pengguna komersil, pengguna
professional, dan spekulator. Diantara pelaku-pelaku tersebut, sekedar contoh, adalah ; produsen atau fabrikan, konsumen, pedagang, perusahaan efek, bank, pengelola reksadana derivative, investor lembaga, pedagang professional dan arbitrajer, dan speculator individual. Pengelompokan ini tidak mutually-exclusive sifatnya. Contohnya, pengguna professional mungkin mengambil posisi spekulasi, tetapi kadang-kadang sebagai speculators pada saat yang sama juga melakukan hedging atau bertindak sebagai hedger. Atau sebaliknya pengguna komersil melalui batas hedge (“overhedge”) sehingga sebenarnya dia telah berubah menjadi speculator.

Commercial Users (Pemakai Komersil)
Pengguna komersil futures dan options adalah meliputi partisipan pasar tunai (komoditi dan keuangan) yang menggunakan derivative untuk melindungi dirinya dari risiko pasar, mengallokasikan aktivanya sehingga dapat melaksanakan strategi usahanya yang utama. Sebagai contoh investment bank , misalnya PT Danareksa, yang menjamin emisi obligasi korporasi dalam jumlah sangat besar, dapat menggunakan “10-year Treasury Note” berjangka untuk melindungi dirinya dari risiko pergerakan tingkat bunga luar biasa selama periode penawaran obligasi di pasar perdana. Contoh lain adalah produsen emas (gold), yang menggunakan pasar options untuk melindungi nilai persediaan emas yang sudah ditambang dan yang belum ditambang dari risiko kejatuhan harga, sehingga arus kas perusahaan dapat distabilkan. Manajer reksadana saham yang baru memperoleh suntikan uang tunai dari masyarakat yang harus di investasikan pada aktiva keuangan, dapat secara efisien melindungi reksadananya dari fluktuasi pasar dengan membeli kontrak indeks saham berjangka, sebelum uang tunai yang baru diterima ditanamkan pada saham-saham individual. Ketiga contoh pengguna komersil ini menggunakan pasar derivatif untuk mengimbangi atau menghindari risiko harga.

Professional Users (Pemakai Komersil)
Kelompok yang termasuk kedalam pengguna professional (professional users) adalah meliputi perusahaan pialang ( brokerage firms ), perusahaan pembuat harga (market making firms) dan perusahaan yang melakukan operasi arbitras. Berbeda dari pengguna komersil karena partisipasinya dalam pasar derivatif adalah merupakan usaha utama lembaga. Kelompok ini dibedakan dari speculator, karena pengguna professional cenderung menghindari risiko harga pasar, dan berusaha berpartisipasi sebagai perantara demi memperoleh komisi, atau sebagai pedagang untuk mendapatkan profit dari kegiatan market-making atau arbitras. Dalam menjalankan usahanya, pengguna professional seringkali dihadapkan pada risiko bunga, kadang-kadang dihadapkan pada risiko harga, dan kadang-kadang mengambil posisi spekulasi, namun kegiatannya yang utama adalah tetap sebagai pelaksana berbagai macam transaksi (executing multiple transactions)


Speculators (Spekulator)
Termasuk kedalam kelompok speculators adalah para peserta yang aktif dalam perdagangan futures dan options untuk mendapatkan keuntungan karena adanya pergerakan harga. Kelompok ini terdiri dari pengelola dana berjangka, pelanggan besar dan kecil perusahaan efek, pedagang harta benda pada bank komersil, investment bank (perusahaan efek), pedagang efek individual di bursa yang disebut “locals”.

Oleh karena para spekulator mengambil posisi (membeli) risiko pasar, sesungguhnya spekulasi adalah sebagai suku cadang yang membuat pasar futures dan options berfungsi dengan baik dan efisien. Seorang spekulator di dalam perdagangan kontrak berjangka adalah dengan satu tujuan, yaitu mendapatkan keuntungan (profit) dari keberhasilannya mengantisipasi pergerakan harga. Cakrawala waktu speculator adalah sangat berbeda dengan para hedger, pengguna komersil, dan pengguna professional lainnya, oleh karena itu cenderung bertindak sebagai jembatan antara pengguna pasar besar dan pengguna pasar lainnya, dengan cakrawala waktu yang berbeda. Jadi spekulasi adalah komponen utama sebab speculator meningkatkan likuiditas pasar, dan juga meningkatkan efisiensi pasar.

Didalam konteks emerging market seperti di Indonesia, pembentukan pasar futures dan options dapat membantu, sebagai saluran kegiatan spekulasi (yang mungkin difokuskan pada saham-saham dan obligasi-obligasi individual, real estate, pasar uang dan valas, atau logam-logam berharga), kedalam kegiatan bursa yang terorganisir dan diregulasi dengan baik. Pasar derivatif dapat membantu kegiatan spekulasi lembaga, karena meningkatkan likuiditas bagi semua partisipan pasar, dan memobilisir atau menggerakkan spekulasi dana untuk kemaslahatan seluruh perekonomian.

Penutup
Latar belakang timbulnya pasar derivatif sejak awal 1970an adalah dipicu oleh kegagalan Bretton Woods di dalam mematok nilai uang tergantung pada cadangan emas yang dimiliki suatu Negara. Selain itu, pemicunya adalah perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi yang membuat dunia ini menjadi tanpa dinding, the world without wall, atau borderless, dunia tanpa batas. Sebagai konsekuensinya adalah harga-harga berbagai komoditi, termasuk mata uang, dan inflasi menjadi sangat volatile atau mudah berubah, yang merupakan risiko yang harus dihadapi oleh semua pelaku ekonomi, kalangan swasta, kelompok rumah tangga, pemerintah, dan terutama para pelaku ekonomi antar lintas negara atau para pengusaha multinasional. Untuk menghadapi ketidakpastian harga-harga di masa yang akan datang, para pelaku dapat memilih menggunakan kontrak forward, futures, options, atau swaps sesuai dengan horizon waktu dan tujuan investasinya.

0 komentar:

Template by: Abdul Munir Admin: Clodi