Selasa, 07 April 2009

Efektifitas Program Konversi Minyak Tanah (Mitan) ke LPG


Diskusi dihadiri oleh para pejabat, staf dan Peneliti di lingkungan BKF serta undangan dari luar Departemen Keuangan, antara lain Divisi Gas Domestik, PT Pertamina dan Tim Peneliti FE Universitas Diponegoro. Beberapa pertanyaan yang diajukan peserta diskusi antara lain sebagai berikut:

SESI I

1. Bambang Prihartono (PKBN)
• Bagaimana penjelasan 1lt mitan = 0,57kg LPG setara energi? Padahal angka tersebut adalah relatif karena harus mempertimbangkan lamanya penggunaan dan banyaknya bahan yang dimasak.
• Sejauh mana peran PT Perusahaan Gas Negara (PT PGN) terkait dengan konversi mitan ke LPG?

2. Ali Chaeruddin (PKSI)
• Dalam melakukan program konversi seharusnya dipertimbangkan volume BBM mana yang lebih banyak sehingga bisa dikonversi oleh volume BBM lain yang lebih sedikit. Apakah sudah mempertimbangkan hal tersebut? Artinya melakukan konversi mitan ke LPG apa dengan pertimbangan bahwa volume LPG lebih banyak? Bagaimana proyeksi cadangan minyak bumi dibanding gas?
• Adanya booming minyak dunia yang semakin tinggi, seharusnya Indonesia beruntung tetapi kenapa justru subsidi makin membengkak?
• Dengan obyek konversi adalah masyarakat, bagaimana kemudahan untuk mendapatkan gas di pasaran?

3. Almizan (PKBN)
• Dalam hal metodologi penelitian yang digunakan kenapa metode survei yang dipakai? Padahal metode ini mempunyai beberapa kelemahan diantaranya responden menjawab hanya untuk menyenangkan penanya, karena ada conflict of interest atau surveyor melakukan jawaban imajiner. Apakah usaha perbaikan untuk mengatasi hal tersebuttelah dilakukan dan dipertimbangkan?
• Bagaimana kemudahan mendapatkan LPG di lapangan?

4. Fajar (PKPN)
• Apakah dalam survei ditanyakan berapa lama rata-rata satu tabung LPG 3kg dihabiskan? Bagaimana bila dibandingkan dengan tabung 12kg? Banyaknya pasar konsumen tabung LPG 3kg atau 12kg dapat dijadikan Pertamina sebagai bahan pertimbangan untuk memproduksi tabung antara 3kg dan 12kg, yaitu 6kg dan 9kg.
• Mitan dan LPG adalah sumber energi yang tidak dapat diperbaharui dan suatu saat akan habis, sampai kapan kebijakan subsidi akan diberlakukan?


Tanggapan dan Jawaban

• Skala program konversi sangat besar sehingga perlu perencanaan yang matang dan diperlukan waktu yang cukup lama yaitu tahun 2007-2010. Implikasi dari program konversi ini :
1. Dari sisi Pemerintah adalah untuk kepentingan penghematan subsidi (saving subsidy).
2. Dari sisi konsumen tidak terlalu peduli dengan penghematan subsidi tersebut namun lebih kepada lebih hemat, praktis dan bersih.
3. Dari sisi Pertamina lebih ke sisi marketing.

• Kebijakan konversi dilontarkan Wakil Presiden Yusuf Kalla pada Maret 2006 dan Pertamina adalah pihak yang harus melaksanakan kebijakan tersebut. Pada Agustus 2006 telah dilakukan uji coba pasar oleh lembaga independen untuk menerapkan kebijakan konversi di suatu kecamatan. Dari hasil uji coba tersebut dapat direkomendasikan bahwa respon pasar terhadap konversi secara umum baik. Mengenai pandangan konsumen dan kendala yang mungkin dihadapi juga bisa digambarkan dari uji coba tersebut, sehingga target diperluas menjadi 10rb KK pada Januari-April 2007. Dari uji coba tersebut, sebanyak 86% responden menyetujui program konversi tersebut.

• Apa yang tercantum di halaman 10 tentang target penerima program konversi sebetulnya tidak secara legal ditetapkan, hanya sebagai usaha dari Pertamina untuk memfilter target penerima. Tingginya target error yang diperoleh dari survei Tim PKBN dipengaruhi beberapa kemungkinan:
1. Banyaknya masyarakat pemakai dual fuel (mitan dan LPG) tapi tetap mendapatkan paket kompor gas, rata-rata mereka mengaku tidak memakai gas sehingga dianggap sebagai target penerima.
2. Konsensus warga agar semua mendapat paket kompor gas, padahal seharusnya yang berhak adalah pemakai mitan murni.
3. Kesalahan konsultan distribusi yang hanya membagi paket kompor gas semata-mata untuk memenuhi target dan memepercepat penyelesaian tugas distribusi.

• Sosialisasi dari Pertamina memang harus disempurnakan. Sosialisasi telah dilakukan dengan 2 cara:
1. Above the line, melalui media elektronik (iklan TV, baru ada di MetroTV dan TransTV), kendalanya tidak jelas target sasaran.
2. Below the line, door to door per kelurahan, kendalanya mengandung banyak kelemahan dan banyak yang tidak berjalan sesuai rencana.
Rencana 2008, sosialisasi secara terintegrasi (dimulai Februari 2008) untuk mendapatkan impact yang nyata. Dimulai dengan Training Juru Penerang untuk memberi penyuluhan sampai tingkat kelurahan.

• Angka 1lt mitan = 0,57kg LPG setara energi, merupakan angka teoritis yang digunakan untuk menghitung besaran subsidi dalam APBN, namun pada kenyataannya dapat dicapai antara 0,35-0,4kg. Penghematan subsidi di lapangan dihitung berdasarkan jumlah gas yang diedarkan dan jumlah mitan yang ditarik dari pasaran.

• Penggunaan LPG 3kg rata-rata habis dipakai sekitar 7-10 hari. Perbandingan pemakaian energinya untuk memasak sehari-hari, mitan membutuhkan waktu 2-3 jam sedang LPG hanya 1-2 jam.

• Penggunaan energi di daerah tidak merata karena cukup susah merubah kebiasaan memakai mitan yang telah dirasa nyaman dan harus berganti memakai gas. Dari 6juta target penerima paket kompor gas (sebelumnya direncanakan 10juta target) akan diberlakukan kebijakan konversi secara bertahap, sampai saat ini telah dipasarkan sejumlah 30rb metrik ton gas dan berhasil menghemat 16rb kl mitan yang tidak diedarkan atau ditarik dari pasaran sejak kebijakan konversi berlaku. Sebagai tambahan informasi, Nopember 2007 3% penerima paket kompor melakukan refill gas dan pada Januari 2008 meningkat menjadi 6% yang melakukan refill.

• PT PGN memasarkan produknya kepada industri dan masih berpikir untuk memasarkan pada masyarakat karena pengadaan pipa ke pasar masyarakat cukup rumit. Produk yang dipasarkan PT PGN adalah jenis C1 dan C2 sedang produk Pertamina jenis C3 dan C4.

• Pasokan gas domestik cukup besar (surplus) dan secara global sangat mencukupi kebutuhan dunia bahkan telah ditemukan sumber-sumber baru misalnya di Qatar.

• Daerah sampling yang dipilih berdasarkan informasi dari Divisi Gas Domestik, Pertamina. Daerah tersebut adalah tempat-tempat yang telah mendapatkan pembagian paket kompor gratis. Penggunaan data imajiner sangat dihindari karena hasil yang ingin didapatkan adalah yang berdasarkan fakta di lapangan.

• Pertamina pernah memproduksi tabung ukuran 6kg, namun tabung 6kg tidak mendapat subsidi dari Pemerintah sehingga pertamina harus menanggung biaya subsidinya. Hal tersebut menyebabkan keberadaan tabung LPG 6kg jarang diedarkan di pasaran. Tapi mungkin ke depan, idealnya memang dari sisi marketing Pertamina harus menyediakan gas dalam berbagai ukuran agar konsumen memiliki lebih banyak pilihan penggunaan.

SESI II

1. Herniwati (Tim Peneliti FE-UNDIP)
• Dalam ditribusi minyak tanah, pendapatan agen cukup besar sehingga harga jual ke masyarakat makin tinggi. Untuk memperpendek jalur distribusi, sebaiknya distribusi langsung dari pangkalan agar harga ke masyarakat lebih murah.
• Mahasiswa FE-UNDIP juga telah melakukan penelitan yang serupa dan hasilnya tidak jauh berbeda. Konversi lebih efektif diberlakukan di wilayah perkotaan, dimana rata-rata rumah tangga adalah sebagai pengguna mitan murni, sebaliknya di wilayah pedesaan bila tidak pakai mitan banyak yang menggunakan kayu bakar dan biaya konsumsi mitan digunakan untuk konsumsi makan sehari-hari.
• Target sasaran menghasilkan nilai error cukup besar, sasaran konversi yang tidak menyetujui program konversi tersebut apakah terkait dengan tingkat pendidikan atau pekerjaan mereka? Karena telah dijelaskan sebelumnya bahwa prosentase pendidikan responden yang terbesar adalah SMU/sederajat.
• Hasil studi (8) kurang sesuai dengan kesimpulan no. 4, yaitu dalam hasil studi (8) dijelaskan banyaknya responden yang menyatakan ada sosialiasi yang diberikan sebanyak 71,18%, sedangkan dalam kesimpulan no. 4 dinyatakan sebaliknya.

2. Maklani (PKSI)
• Hasil studi (7a) kolom 5 menunjukkan bahwa konsumsi mitan per daerah berbeda kebiasaan penggunaan mitannya. Disarankan untuk dilakukan survey lanjutan dengan memperbanyak sampel .
• Untuk ke depan keberadaan mitan dan gas harus diwaspadai sampai sejauh mana besar cadangannya, yang mana antara mitan dan gas yang lebih banyak cadangannya.
• Kesetaraan perhitungan mitan dan gas oleh PKBN-BKF menghasilkan angka yang lebih kecil dari Pertamina yaitu 0,385. Artinya dari survei didapatkan hasil bahwa penghematan yang terjadi di lapangan lebih besar daripada yang telah diperhitungkan sebelumnya dari Pertamina.

3. Yudha (PKSI)
Apa perbedaan LPG yang dipakai sebelum dan sesudah konversi?

Jawaban dan Tanggapan

Jawaban dan tanggapan yang diberikan sudah termasuk dalam jawaban dan tanggapan pertanyaan di Sesi I karena pertanyaan banyak yang mirip.
Perbedaan LPG yang dipakai sebelum konversi adalah LPG ukuran 12kg sedangkan setelah konversi adalah 3kg.


0 komentar:

Template by: Abdul Munir Admin: Clodi